Rabu, 9 januari 2013, saya
kedatangan seorang nasabah, identitas surabaya kelahiran sampang-madura yang
berniat untuk buka rekening.
Pertama terima KTP nya, saya
langsung berprasangka buruk bahwa beliau tidak bisa tanda tangan sesuai ID.
Asal tau saja ya, hal ini adalah hal yang paling menjengkelkan bagi seorang CSO
yang melayani buka rekening yang mana butuh 6 tanda tangan yang sama persis
dengan ID nya.
Seperti biasanya, tahap
selanjutnya adalah penjelasan produk, tentunya dengan bahasa indonesia baku, menurut
pengalaman bahwa orang2 daerah seperti beliau terkadang kurang paham dengan
bahasa semi jowo.
Ternyata benar, saya harus lebih
menata tata ucapan saya karena dari mimik mukanya beliau menggambarkan bahwa ia
memang kurang “dong”, contohnya administrasi bulanan yang beliau artikan
sebagai bayar pajak bulanan
.
Setelah ditanya soal data
pekerjaan, ia berjualan bawang di pasar keputran, pasar yang paling dekat
dengan lokasi bank ini..sukur2 orangnya tidak ikut bau bawang, batin saya.
Prasangka buruk yang hadir di
awal tadi terbukti salah, beliau bisa tanda tangan sama persis 100% sesuai IDnya.
Baiklah, tersenyumlah saya...
Proses selesai,,,
“ada lagi yang bisa saya bantu
mungkin pak?”
“lho ini pakenya gimana?”
tanyanya setelah menjawab telepon dengan bahasa madura asli
“ini digunakan di mesin ATM pak,
kalau ingin ambil uang atau kirim uang”
“terus caranya gimana?” tanyanya
lagi sambil menahan tawa karena malu
Saya berusaha lagi menata bahasa
untuk memberi penjelasan dan pengertian pada beliau, tapi dari pada repot2 toh
ya dia belom tentu “dong”, ya sudahlah la saya tuliskan saja cara ambil uang
dan kirim uang melalui ATM itu pada sebuah kertas, dengan tatanan seperti di
bawah ini:
-masukkan kartu ATM -masukkan no pin 6 angka -pilih menu penarikan tunai -masukkan jumlah uangnya -silahkan ambil uangnya -ambil struk hasil transaksi -ambil kartu ATMnya kembali
-masukkan kartu ATM -masukkan no pin 6 angka -pilih menu transfer –pilih bank BCA atau
bank lain -masukkan jumlah uang yang
akan dikirim -masukkan no rekening
tujuan -cek layar konfirmasi, jika benar
tekan benar, jika salah tekan salah dan ulangi sekali lagi –masukkan no pin 6
angka lagi -ambil struk hasil transaksi -ambil kartu ATMnya kembali
Demikian dan selesai.
Dari kasus ini saya baru tahu dan
sadar bahwa di tengah2 masyarakat yang menggunakan bank dan rekening mereka
untuk bertransaksi dan menganggap bank itu salah satu elemen penting dalam
kehidupan, ternyata masih ada orang2 daerah yang numpang kerja di kota yang
masih belum tahu apa gunanya buka rekening dan cara menggunakan kartu ATMnya.
Orang2 sepeti beliaulah yang
sangat rentan menjadi korban penipuan oleh orang2 kota yang jahat dan mata
duitan (dalam arti doyan duit tanpa bekerja).
Ada sajalah caranya, semisal ada
seseorang yang pura2 baik ingin bantuk transfer, tapi malah tahu2 di transfer
ke rekening pelakunya sendiri, ada lagi cara lain yang masih gempar dilakukan,
pura2 telepon di iming2i dapat hadiah, dipandu ke ATM untuk ambil kode booking
hadiah, ternyata malah diarahkan untuk transfer sejumlah dana ke rekening
penipu.
Coba deh sekali waktu bank
memberikan edukasi ke orang orang kecil atau menengah ke bawah tentang
pentingnya menabung, bagaimana cara penggunaan di mesin ATM, bagaimana supaya
tidak ditipu orang melalui iming2 hadiah tadi dan yang terpenting supaya mereka
mampu menyimpan nomer pin kartu ATMnya sendiri.
Udah susah2 nabung, malah uangnya
ilang karena diambil teman atau keluarga yang “mokong”, kerugian ada dipihak
mereka juga kan? Dan bank malah jadi sasaran kekesalan mereka untuk minta
dikembalikan uangnya yang habis ditipu itu...uang dia habis kena tipu,
frontliner bank ‘habis’ juga kena damprat marahnya mereka yang ga balik
uangnya, semuanya jadi habis...