10.28.2013

BOM waktu...

semua masalah ini seperti BOM waktu, kita tinggal menunggu saja kapan waktunya untuk meledak. 

tapi sukur2 kamu tau dimana BOM waktu itu berada,

ambil saja, buang ke laut atau pergi ke NASA utk bisa dibawa ke luar angkasa,

dan andai saja semudah itu...


*****

pagi ini ada yg tidak biasa,

teman2 seantar jemput bercerita soal masalah rumah tangganya masing2, sebenarnya tidak etis memang jika diceritakan, tapi saya berterima kasih karena ada banyak ilmu yg saya dapatkan...

ada yg pernikahan beda agama

ada yg cintanya setengah mati tapi ternyata suka main tangan

ada yg rebutan anak

ada yg anaknya sudah biasa lihat ibunya dipukul sang ayah

ada yg anaknya bingung minggu ini jadwalnya harus ke rumah mama atau ke rumah papa

ada yg menganggap hubungan suami istri hanya sebagai tameng, karena takut dipukul maka terpaksa di iyakan saja,
hubungan suami istri seperti diperkosa saja, walau dengan pasangan sendiri,

itulah yg terjadi

bagi Anda yg belum menikah, ini yang jadi momok,

apalagi salah satu masalah diatas telah terjadi saat ini, bahkan di bulan2 persiapan pernikahan Anda, dan Anda belum tahu solusinya,

ya itu tadi, buang saja, buang jauh ke laut, ke luar angkasa, ke manapun,

tapi saya sadari, membuang masalah itu tidak semudah membuang tisu bekas ingus...

10.27.2013

kalo dulu, kalo sekarang...

kalo dulu mau beli apa2 mesti nunggu papa gajian dulu, sukur2 uangnya sisa buat beli ini itu

kalo dulu ga punya telpon rumah, 
kalo sekarang telpon rumah, HP, flexi bunyi semua, sampe tangan belepotanpas makan juga harus angkat telponnya, ato bakal kehilangan langganan,

kalo dulu papa masih pegawe swasta, uang ngepres, sukur2 bisa nyekolahin anak,

kalo dulu mama cuma di rumah saja, masak trus nonton sinetron,

sekarang mama mesti bantuin papa, papa sibuk ngerjain usahanya, uang memang lebih dari cukup, bisa nyekolahin anak satunya sampe S1, tapi waktu tidur aja terbatas, sukur2 papa ga gampang sakit karna tidurnya cuma 4jam sehari,

kalo dulu tdk punya cukup uang, tapi kita punya waktu

kalo sekarang punya uang lebih dari cukup, tapi kita ga punya waktu

lalu apa yang dicari hidup ini? uang ataukah waktu?

10.26.2013

Pendidikan itu bukan Sekolah...

**Copas Tere Liye

Anak2 usia 0-6 tahun adalah periode emas. Itu masa2 yang sangat penting. Apakah di momen2 ini perlu pendidikan? Ya iyalah. Sungguh butuh. Anak2 diajarin pipis di kamar mandi (tidak pakai pampers), diajarin makan sendiri, diajarin bertanggung-jawab, diajarin bersosialisasi, diajarin seni, bahkan yg lebih penting lagi diajarin agama, cara shalat, menghafal bacaan shalat, dsbgnya.

Penting.

Apakah PAUD, playgorup, TK itu penting? Ya iyalah, penting.

Tapi jangan bablas, jangan berlebihan. Nyaris semua ahli pendidikan di dunia sepakat, bahwa usia 0-6 tahun adalah masa2 belajar yang menyenangkan, bukan masa2 belajar yang dipaksa, dinilai, diberi angka, dan sungguh terlalu ditest/diuji lulus atau tidak. Tanyakanlah ke orang2 yang paham, pasti jawabannya sama.

Lantas kenapa sekarang malah sebaliknya? Banyak orang tua yang mengotot anak2nya cepat baca, cepat nulis, cepat berhitung? Karena dunia ini kejam. Mereka memang selalu bilang yang terbaik bagi anak2nya, tapi tidak tahu apakah itu sungguh baik atau tidak. Anak2 usia 6 tahun sudah dipaksa kursus siang malam. Sudah dipaksa sekolah pagi sore. Kenapa? Biar masa depannya cerah, bisa berkompetisi, dsbgnya. Tidak ada yang bisa memaksa orang tua kalau mereka mau begitu, terserah, itu anak2 mereka juga.

Tapi dalam sistem yang lebih besar, harus ada peraturan lugas agar semua hal tidak bablas, berlebihan.

Persyaratan ijasah TK untuk masuk SD adalah yang bablas. Catat baik2, tidak semua orang mampu menyekolahkan anak2 mereka di TK. Kita harus melindungi keluarga2 ini. Hei, kalau kalian merasa bisa menyekolahkan anak di Singapore, di Amerika atau kursus di Mars, ketahuilah, 30 juta orang di Indonesia ini penghasilannya hanya 10.000/hari. 30 juta orang jumlahnya. Kalau kita makan di kedai fast food sekali duduk 100.000, maka itu setara 10 hari kerja mereka. Bagaimana mereka ini? Tidak boleh SD karena tidak bisa TK? Aduh, nurani mana yang kejam begitu.

Dan terlepas dari itu, harus diketahui semua orang, pendidikan paling dasar (SD) memang tidak membutuhkan prasyarat apapun. Namanya juga pendidikan paling dasar. Apakah anak2 harus sudah bisa berhitung, menulis dan membaca? Ini keliru sekali, fatal. Saya tahu, bisnis PAUD, TK itu besar nilainya. Saya juga tahu, memang lebih asyik, kalau saya guru SD, kalau semua anak2 sudah bisa baca, tulis dan berhitung saat masuk, tapi jangan lupakan, anak2 usia 0-6 tahun itu memang tidak diciptakan untuk jadi profesor semua. Jangan begitu terlalu melupakan prinsip2 guru yang mulia.

Semua orang boleh punya pendapat. Silahkan. Ini jaman kebebasan. Tapi ingat baik2, bahkan dalam UU Sisdiknas No. 20/2003, bagian Penjelasan Pasal 28 ayat 1 ditulis: Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan BUKAN merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Itu UU, produk hukum tinggi di negeri ini, tidak bisa kita kangkangi begitu saja. Juga silahkan baca peraturan pemerintah, peraturan kementerian soal PAUD, TK, playgroup dsbgnya, jelas sekali ditulis: itu periode bermain2, periode mengenalkan dunia pendidikan dengan menyenangkan. Sama sekali bukan belajar berhitung, menulis, membaca lantas di test ini, di uji ini. Tapi kenapa banyak guru/kepsek/sekolah yang tidak tahu? Maka semoga kalian tahu setelah saya merilis catatan ini. Dan kasih tahu orang lain biar pada tahu. Itu UU sudah 10 tahun, seharusnya sosialisasinya sudah sampai galaksi planet Avatar.

Tapi kenapa orang tua sendiri yang maksa agar anak2nya yg baru usia 4 tahun, 5 tahun bisa membaca, berhitung, menulis? Sekali lagi, dunia ini kejam, dek. Jangankan usia 4-5 tahun, usia 0-6 BULAN saja saking kejamnya, industri susu formula mau merangsek habis2an, jika tidak ada regulasi. Kita selalu bilang: yang terbaik bagi anak2 kita, hingga lupa, boleh jadi si kecil itu menjalaninya sambil tertawa riang karena kita paksa.

Maka, kalau ada SD yang mewajibkan murid2 barunya harus sudah bisa baca, hitung, ditest, dsbgnya, punya ijasah TK+PAUD, dll, maka JANGAN masukkan anak2 kita ke sana. Kita harus cemas sekali dengan pemahaman guru2 di SD itu.
Syarat masuk SD itu hanya satu: cukup umur. Carilah SD dengan guru2 yang cemerlang sekali pemahamannya soal ini, guru2 mulia yang mau repot mengajari anak2 kita membaca, menulis. Mau mengajari anak2 kita, tiada lelah dan mengeluh, bukan guru2 yang malah berseru ketus kepada anak usia 6 tahun: "anak ini kok belum bisa baca sih? sana balik ke TK lagi."

Pilihlah SD dengan guru2 yg tulus. Masih banyak kok guru2 yang hebat itu.

Pun sama, pilihlah PAUD, TK, playgroup yang punya guru2 dengan pemahaman tulus. Tahu posisi dan letaknya. Kalau dia minimal pernah mengambil sarjana pendidikan PAUD, pasti paham sekali hal ini. Bukan TK yang dikit2 iuran wajib, dikit2 jalan2 wajib, dikit2 semuanya uang (sorry buat yang tersinggung, kalau kalian tidak melakukannya kalian pasti tidak akan tersinggung; nah kalau tersinggung memang kuch kuch hota hai deh).

Jangan cemas anak2 kita itu kelak tidak jadi orang karena tidak bisa baca tulis usia 4 tahun. Ketahuilah, orang2 sukses di dunia ini bahkan drop out sekolah formal. 'Pendidikan' itu berbeda dengan 'sekolah'. Pendidikan adalah pendidikan. Pasti pernah menonton film Three Idiots kan? Semua orang terharu nontonnya, pengin jadi Rancho, tapi lupa, saat di dunia nyata, kita ini hanya Silencer yang sibukkkkkkk dengan ukuran material, lantas mudah cemburu serta tidak bahagia ternyata.

Saya menulis buat yang mau mendengarkan saja.

*Tere Liye

10.25.2013

Orang ini lagi....

saya bukan orang sempurna, begitu juga Anda, ataupun dia, semua memang tdk diciptakan tdk sempurna, tapi alangkah baiknya berbuat sesuatu agar dihargai dan dihormati orang lain.

saya mungkin pernah mengalami hal yg sama, tdk disukai lingkungan sekolah ataupun lingkungan kerja karena salah satu perbuatan saya yg tdk mereka sukai,

Anda mungkin juga pernah merasakan hal itu, rasanya memang tidak enak, setiap kali lewat pasti ada yg membicarakan, apapun yg kita perbuat, baik buruk, pasti ada pihak yg pro kontra

ada seseorang yg mau saya bicarakan, jikapun itu Anda, mohon agar dapat dikoreksi, jikapun bukan, mohon agar dapat dibuat sebagai pembelajaran agar selanjutnya tdk menjadi orang semacam itu...

sebut saja di A, dia orang baru, lebih baru dari saya, sebagai orang baru, banyak sekali yang menyukai dia,cara kerjanya, cara berpakaiannya dia, cara berpikirnya,...

ya itu memang kelebihan yg dia miliki dibanding staff yg lain, kita lupa sejenak bahwa ada kekurangan dalam diri tiap masing masing orang.

kita memang hidup sosial, kerja dilingkungan banyak orang, disebut TIM, karena TIM maka pemimpin tim berhak utk membagi tugasnya kepada anak buahnya,

tapi makna "membagi tugas" ternyata berbeda..

membagi itu bukan menyuruh
membagi itu sekaligus mengajarkan
membagi itu harus adil
membagi itu bukan menganggap diri lebih tinggi dan orang lain menjadi lebih rendah

memang bagus utk menjadi LOW PROFILE ya? menganggap diri itu SAMA dengan orang lain, tdk lebih rendah, tdk lebih tinggi, semua sejajar, toh semua orang dianggap sama di mata Tuhan kan?

10.22.2013

Jangan jadi orang MANJA...ending2nya jadi BODO...

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dgn manusia lainnya, orang satu dengan orang lain. Posting ini tdk membahas mengenai bos dan anak buahnya, atau antara guru dan muridnya, ataupun orang tua ke anaknya. Saya membahas mengenai antar personal, pada pribadi masing masing orang.

Mari kita belajar peduli terhadap sekeliling, perhatikan apa yg ada di sekelilingmu, ada beberapa jenis orang yang dengan mudahnya mengatakan kata “tolong”

“tolong ambilkan gelas”

“tolong isikan air minum sampai penuh ya..”

“tolong fotokopikan 10x”

“tolong ambilkan print out nya”

“aku ga tau cara fotokopi perkecil, fotokopiin dong”

tolong ini dan tolong itu, bahkan ada si A yang malas sekali beranjak dari tempat duduknya hanya karena printer jauh dari mejanya, dia meminta “tolong” pada si B untuk mengambilkannya, walaupun si B sedang tidak ke arah printer itu, jika si A yg berkepentingan ambil print out itu malas, apalagi orang yg dia suruh yakni di B, niat ke arah printer saja tidak, boro2, kerjaan di meja masih numpuk coi......

ada lagi si C yang karena gak tau cara fotokopi perkecil, minta tolonglah dia ke si D, bukan minta tolong diajarin, tapi minta fotokopiin. Jika cara ini terus berlanjut maka sampai matipun si C gak akan pernah tau dan gak akan pernah bisa caranya fotokopi perkecil...

mereka sebenarnya tidak malas, tapi mereka terbiasa manja, karena tau itu enak ya mereka teruskan saja, padahal belum tentu barang enak itu menguntungkan, narkoba contohnya???

******************

ada seorang bapak yang berkata pada putrinya yg berusia 10 tahun, putrinya sedang membaca buku pelajaran di meja tulisnya, “lapo belajar? BelajarO yo tetep bodo” (ngapain belajar? Biarpun belajar ya tetap saja bodoh”

dan perkataan itu tetap ada di pikiran si putri sampai 15 tahun berikutnya...kata bodo itu tetep ada walaupun si putri sudah mencapai ranking 5 pada UNAS nya dan IPK 3,5 pada kuliahnya.

******************

Jika hal tersebut bisa dan mampu Anda lakukan sendiri, maka lakukanlah, jangan menyuruh atau meminta tolong pada orang lain, tumbuhkanlah rasa “sungkan” jika menyuruh orang lain, tumbuhkanlah rasa untuk mau belajar, jangan mau jadi orang males, jangan mau jadi orang manja karena keenakan, dan jangan mau jadi orang BODOH...

saya mohon maaf jika ada orang2 atau pihak2 yang tersinggung, saya hanya ingin mengajarkan Anda untuk bisa mandiri, saya pun masih belajar...


terima kasih

berhenti TUTUP mata...

"berhenti tutup mata, mulailah berbagi rasa"

kata kata ini muncul dalam satu billboard warna biru, tulisan ini besar, tdk mungkin jika susah dibaca...

kita terkadang sibuk dengan rutinitas sehari hari, mengerjakan ini dan itu, berpikir soal ini dan itu, tapi yang kita lakukan dan kita pikirkan itu frekuensi masih lebih sering ketimbang berpikir soal sekeliling kita sendiri...

tidak perlu jauh2, ambil saja contohnya, di rumah, mengenai bapak-ibu, papa-mama, papi-mami, ayah-bunda, abah-umi..

pagi ini saya menerima kabar bahwa orang tua dari salah seorang teman telah meninggal dunia tadi malam, pertanyaan pertama yang banyak dilontarkan dari teman2 sejawat adalah "sakit apa?" atau "usia berapa?"

tapi tdk ada sakit apa2, usianya pun tdk terlalu tua,

cepat sekali ya Tuhan mengambil titipannya itu, coba lebih dini kita bisa lebih peduli terhadap sekeliling kita, apa yg bisa diperbaiki ya perbaiki sekarang saja, mumpung masih ada waktu,...