12.27.2013

Dua itu jahat...

saya tahu betul dan hanya sekedar tahu, bukan mengerti

saya tahu dan bukan mengerti, apalagi ikut merasakan

saya tahu bahwa dua itu jahat

ketika dua sperma berlari bersama, dan hanya satu pemenang berada dalam garis finish sel telur, satu itu yang menang, yang satunya mati sia sia

ketika setiap pagi ada dua gelas kopi susu hangat tersaji di atas meja kerjamu, hanya satu yang kamu habiskan hingga tepi gelas berbekas lembutnya bibir yang menenggak kopi susu itu

ketika sang adik selalu berada dalam hangatnya pangkuan ibunda tersayang, berada dalam setiap penjagaan, berada dalam hitungan budget gaji sang Ayah

ketika sang adik diberi dada ayam dan kamu diberi leher ayam

ketika sang adik diberi sekolah tinggi dan kamu hanya disuruh bekerja

ketika sang adik mendapat apa yang ia mau dengan merengek dan kamu mendapat dengan bekerja keras, dengan tidak meminta orang tua, bukan karena malas merengek tapi karena prioritas segal hal nya adalah adikmu

tapi kini saya tidak sekedar tahu, dan saya lebih dari mengerti

saya mengerti mengapa saya harus belajar mandi sendiri dengan air dingin

saya mengerti mengapa saya harus mencari kerja segera ketika teman2 lain masih sibuk dengan skripsinya

saya mengerti mengapa setiap pagi yang ada hanya segelas air putih bukan susu

saya mengerti mengapa saya mendapat kasur lama yang sudah amblas spon nya

saya mengerti mengapa saya mendapat komputer lawas yang senantiasa lemot, bukan laptop jutaan

saya mengerti mengapa saya mendapat nasi kemarin bukan baru

saya mengerti mengapa saya terlahir pertama, bukan kedua, menjadi kakak dan bukan adik, menjadi tuntutan orang tua yang harus bekerja sendiri...


dan saya masih belajar mengerti bahwa Tuhan selalu sayang mereka yang mau berusaha,

12.11.2013

Adanya di sekitar kita


jangan salahkan para pejalan kaki yang berjalan di luar trotoar (garis kuning), salah siapa ada spanduk besar begitu menghalangi jalan trotoarnya???



yang ini malah di halangi pot tanaman besar, trotoar juga hampir tak terlihat karena ada banner partai sebesar gambreng di ujung jalannya...


kalo ada motor di bawah jalan, ada motor di atas trotoar, banyak pedagang kaki lima, terus pejalan kaki harus terbang gitu?


kalo foto tadi motor, sekarang ada mobil di bawah jalan, pejalan kaki jadinya terbang donk?


yang parkir mobil sepertinya tidak lulus SD, katanya trotoar fungsinya untuk para pejalan kaki, bukan untuk parkir mobil, kasian sekali orang itu, ga lulus SD bisa bawa mobil...


sekarang tren nya bukan tanam seribu pohon, tapi pasang seribu baliho-spanduk-banner...


coba perhatikan, pohonnya sampe ga keliatan...


entah dari mana tempat karaoke ini mendapat ijin berdiri, bukan masalah tempat karaoke atau pengunjung (walopun pengunjungnya juga untuk adegan mesum), tapi lokasi berdirinya di dalam komplek perumahan


yang ini malah lebih lucu, BADAN NARKOTIKA NASIONAL malah berdiri kokoh di depan rumah, ya kok bisa masuk komplek perumahan...

12.10.2013

Kurang tapi Tercukupi


mari kita lihat dengan jeli foto di atas

dia tidak mengenakan kemeja lengan panjang, tidak berdasi, tidak bersepatu formal

tangannya tidak pernah bersih, selalu bau bensin...

Pria tua berusia 79 tahun ini tidak pernah bekerja di bawah lampu terang ataupun di atas meja kerja,

jangan Anda tanyakan soal jam kerjanya, dia bekerja hampir 24 jam, tidak ada uang lembur, jangankan uang lembur, gaji pokok yang ia terima setiap bulannya masih jauh di bawah UMR...

tidak ada bolpen, agenda, apalagi laptop, "pake henpon aja saya ndak bisa kok" katanya


Coba bandingkan dengan Anda sekarang,

Baju rapih, bau wangi parfum,

Celana terlipat rapih abis setrika,

Sepatu mengkilap kena semir,

Tangan bersih, berhiaskan jam tangan mahal, berpegang bolpen,

tangan mahal itu bertumpu pada meja kerja yang selalu dilap bersih setiap pagi, yang selalu disuguhi panganan nikmat setiap jam makan siang,

tapi mengapa masih ada yang mengomel soal jam lembur?
mengapa masih ada yang mengomel soal kerjaan yang tak urung selesai?


Semoga dari cerita ini Anda dapat mengetahui, siapakah yang lebih bersyukur atas pekerjaannya?