6.23.2013

sialan! aku muak padamu... (cerpen dewasa)

Sialan! Kenapa juga Tuhan mempertemukan kamu padaku? Lebih sialnya lagi,aku tau sekarang kamu itu seperti apa.
Aku muak padamu. Harusnya kamu tau menunggu itu lebih menjengkelkan dari rasa lapar. Apalagi lapar menunggu kamu. Kamunya malah asik dengan teman teman ajojingmu di klub itu. Kamu suruh aku menunggu kelaparan di kamar kos reot bau pesing ini.
Aku muak padamu. Harusnya kamu tau berkorban itu perlu. Apalagi berkorban buat cinta. Ahh...taik lah itu cinta. Cuma ‘say hai’ saja. Berapa kali aku mengangkang buat kamu? Kamu malah mengangkang demi pria lain.
Aku muak padamu. Mau tidur, hingga bangun tidur, mengapa guling sebelahku kelamaan jadi mirip kamu? Padahal aku tau, hidungmu mancung, senyummu memikat, gigimu putih berjajar rapih. Bukan seperti guling yang rata berwarna sarung hijau, hijau kesukaanmu itu, berhiaskan sedikit pulau liur akibat semalam mimpi kamu. Sialan! Dalam mimpi pun kamu hadir.
Aku muak padamu. Tubuhmu yang wangi itu, membuatku lupa, lupa betapa bangsatnya kamu. Kamu malah mengataiku ‘perempuan taik’, padahal kamu sendiri lebih bau dari taik ku.
Aku muak padamu. Lama aku menunggu, kamu tetap tidak berucap, tidak memberi jawaban. Katamu ‘jalani saja’, malah aku artikan sebagai ‘tiduri saja’.
Aku muak padamu. Uang selalu jadi tujuanmu, alasanmu, senjatamu. Kamu memang tidak punya cukup uang. Bukan berarti tidak jadi mengawini aku. Toh kawin tidak melulu pake uang. Tidak melulu juga pake cinta. Cuma asal mau berkorban saja. Katamu Cuma perlu semalam saja, kawin pun jadi. Kamu pikir kucing?
Aku muak padamu. Lalu kapan kita kawin?
Aku muak padamu.
Mengapa aku terbiasa dengan suara nafasmu?
Mengapa aku terbiasa melihat cara makanmu?
Mengapa aku terbiasa dengar suaramu?
Mengapa aku terbiasa melihat layar HP ku bertuliskan namamu?
Mengapa aku terbiasa mencium bau keringatmu?
Mengapa aku terbiasa dengan KAMU ?
Sialan! Aku semakin MUAK padamu. Aku mencumbumu. Kamu mencumbunya. Dia yang katamu lebih menggairahkan. Menggairahkan apanya, jika dadanya saja datar, baunya keringat, tidak ada wangi parfum. Apa yang bisa kamu mainkan dari tubuhnya? Apa kamu bisa merangsang ketika mencium lehernya yang berjakun itu? Memainkan rambutnya yang dipotong cepak? Apa kamu menikmati ketika mengelus pahanya yang berbulu keriting?
Aku muak padamu. Bisa bisanya kamu memilih dia ketimbang aku. Maka aku tau kenapa kau tak mau mengawini aku. Buat apa juga aku kawin dengan lelaki yang Cuma doyanya main cinta dimalam hari. Saat kau tak mendapat jatahnya, barulah kau mengetuk pintu kamar kos ku. Mengerang, memohon supaya aku membuka selangkangan, dan aku mengutuk dalam hati. Terkutuklah kamu makhluk lelaki yang otaknya Cuma berisi kelamin wanita saja. mending aku lanjutkan bercinta dengan wanita saja. lebih saling menikmati satu sama lain.

Surabaya, 22 Juni 2013, 00:17

6.18.2013

BELI IJAZAH = BELI MASA DEPAN ?

perkembangan Indonesia semakin pesat, ada banyak cara cepat yang dapat ditempuh untuk meraih cita cita, salah satunya membeli ijazah, lalu mengapa harus beli? jika pendidikan dapat ditempuh dengan legal? begitu juga timbul pertanyaan lain, mengapa haru studi legal jika ijazah dapat dibeli tanpa membuang waktu hingga tahunan?



Tidak harus kuliah dan hemat waktu!
Pasti tidak akan mengganggu aktifitas anda yang sudah super-sibuk
Biaya lebih murah dari Kuliah biasa
Ijazah atau sertifikat sama legalnya dengan kuliah yang biasa - Terdaftar di KOPERTIS/DEPDIKNAS dan Kampus.
Dapat segera meraih posisi atau jabatan yang dikehendaki
Bersiap-siap untuk segera naik jabatan atau pangkat di tempat kerja anda

ada beberapa teman yang menyetujui cara ini,
setelah mendengar dapat diangkat menjadi pegawai tetap pada suatu bank swasta populer di Indonesia, hanya dengan ijazah S1, maka berlombalah mereka mencari informasi mengenai hal tersebut.

ada yang menyebut 8 juta saja, untuk program studi S1. jika dibandingkan dengan biaya studi legal di universitas hingga jenjang waktu 4-5 tahun, tentu biaya ini jauh lebih murah, dan tentu saja tidak memakan waktu.


universitas juga tidak bodoh dengan mentah mentah dibayar lalu ijazah diberikan, ada pula beberapa universitas gadungan yang menawarkan kuliah singkat, 2tahun lulus, absen cukup saat ujian saja, tinggal bayar, wisuda, ijazah keluar.


"aku cari gelar tok, bukan cari ilmu, buat apa susah susah kuliah sungguhan?" jawabnya.


pernah satu kali, saya melakukan tahap interview lamaran kerja dengan salah satu bank asing di Surabaya, mereka mengatakan, bahwa perusahaan2 besar akan bekerjasama dengan suatu badan/ lembaga yang bertugas melakukan pengecekan terhadap ijazah dari calon pelamar, apakah asli atau palsunya.


mendengar hal ini, saya jadi merinding sendiri, bayangkan, Anda telah meraih jabatan yang telah Anda impikan, suatu hari pihak direksi/ perusahaan memecat Anda secara sepihak dengan alasan ijazah Anda PALSU, malu? bukan malu lagi, kalo bisa tidak usah dikenal lagi, pindah luar kota deh, supaya hilang dari peredaran sekalian.


ipar dari salah seorang teman mengalami hal yang sama, dipecat setelah 10 tahun bekerja pada perusahaan itu.


malu juga jika memilih jalur non legal ini, seorang penjual gorengan di kantor saya yang lama, rela meluangkan waktunya setiap hari sabtu dan minggu untuk kuliah, memang bukan universitas besar dan terkenal, tapi niatnya untuk memilih jalur legal itu lho yang patut dicontoh,

"malu mbak sama diri sendiri, wong itu sama dengan bohong sama diri sendiri kok"

Saya D3 sekretari, Se-Indonesia tidak ada studi lanjutan S1 untuk jurusan ini, dan beberapa kali surat lamaran maupun tahap interview saya gagal, karena alasan D3nya.

mana yang sebaiknya dipilih?

toh banyak juga lulusan S1 yang pengangguran karena tidak memiliki pengalaman yang mumpuni. Jika 50juta yang Anda miliki dapat digunakan untuk buka usaha, lalu mengapa harus digunakan untuk studi? belum tentu 50 juta Anda akan balik modal kan?

6.15.2013

Ibu Hamil Di Bis Sore itu...

selamat hari sabtu, selamat menyambut malam minggu teman teman...

beberapa kali melihat adegan ibu hamil yang naik kendaraan umum dan tidak mendapat tempat duduk karena ego tiap penumpangnya yang hadir. Saya kira itu klise, adegan televisi semata, tapi ternyata tidak.

dalam perjalanan Surabaya-Sidoarjo, dengan transportasi bis umum melewati jalan tol, saya melihat sendiri kejadian tersebut.

jangan komentar miris dulu sebelum saya ceritakan detailnya.

ibu hamil tua itu berdiri menunggu bis datang yang akan mengantarnya pulang ke rumah, baju ungunya berwarna agak lusuh, sedikit kedodoran, berkerudung dengan warna senada juga.

syukurlah tak perlu menunggu lama bis tersebut, maklum jam pulang kerja, siapa cepat maka dia dapat. Karena berat perutnya juga menentukan gesit tidaknya si ibu itu bergerak, maka mohon maaf ia tak mendapat tempat duduk.

bagi saya, pekerja yang menggunakan tumpangan bis umum setiap harinya, pemandangan yang bergelantungan di bis adalah hal yang sangat biasa. Bercampur berbagai macam bau, bercampur berbagai macam jenis manusia, semuanya tumplek blek dalam satu kendaraan raksasa itu.

tapi pemandangan sore kemarin tampak berbeda, tampak istimewa, karena tidak mendapat tempat duduk, bumil itu terpaksa berdiri, memaksakan diri menahan perutnya sambil menjinjing tas kerjanya.

jalan macet, berdiri pasti terasa pegal, dan terucaplah kata itu

"permisi, saya boleh duduk? saya gak kuat, capek banget" ujarnya sambil memegangi perutnya yang memblendung besar.

"saya juga bayar" jawaban orang pertama
"sama sama bayar kan?" jawaban orang kedua
"saya juga gak kuat berdiri" jawaban orang ketiga
"ibu hamil si, kok naek bis?" jawaban orang ke empat

ada yang jawab seadanya, buang muka, pura pura tidak mendengar, ada yang langsung memejamkan mata pura pura tidur.

saya tau semua capek setelah beraktivitas seharian, semua juga pengen duduk, saya sendiri sudah sangat terbiasa tidak pernah mendapat duduk saat bis pagi maupun saat sore.

lalu apa yang terjadi? ibu itu tidak peduli apa kata orang, iya ambil ancang ancang, duduk bersila di bawah, iya di bawah, di antara orang orang yang berdiri bergelantungan.

astaga! kemana hati orang orang ini ya Tuhan..

saya coba berpikir positif, mungkin setelah ia ambil tindakan untuk duduk di bawah, akan ada seorang penumpang berhati emas yang menawarkan tempat duduk.

lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, setengah jam, satu jam...

NIHIL !!!

ada wanita muda yang nantinya juga akan dihamili suaminya,
ada wanita tua yang dulunya pernah hamil tua juga,
ada wanita sangat tua yang anak perempuan pasti juga akan dihamili nanti,

ada pria muda yang nantinya akan menghamili istrinya,
ada pria tua yang dulunya pernah menghamili juga,
ada pria sangat tua yang dulunya pasti merasakan nikmatnya menghamili istrinya saat muda dulu,

ada sosok wanita dalam setiap aspek kehidupan mereka, teman, saudara, ibu kandung mereka,

lalu mengapa harus bersikap acuh pada wanita hamil tua yang saya lihat matanya berkaca kaca, menahan pedihnya, susahnya, tidak dipedulikan oleh sesama hamba Tuhan..

Tuhan, Kau pasti mendengar doa ibu itu kan?

6.12.2013

Pertarungan Pengacara VS Pramugari


Terima kasih Saya ucapkan pada Tuan Farhat Abbas (@farhatabbaslaw) yang telah membuat saya menciptakan posting ini (hahahhaha...berasa formal dikit)
Beberapa hari lalu, sempat panas pada salah satu media social berlambang burung berkicau biru itu, salah satu tweet nya “Pramugari harus merasa sebagai pembantu didalam pesawat terbang, bukan peragawati di dalam pesawat”
Berikut saya kasih photo capture nya kalo ga percaya.
Mari kita cermati kata kata tersebut dalam ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar,
  1. Kata ‘harus’ menerangkan tidak bisa dilawan, tidak ada pembanding, dan bersifat satu satunya pilihan yang ada, mau enggak mau yang diterima, karena ‘harus’, dan jika tidak dijalankan biasanya ada hukuman tertentu.
  2. Kata ‘pembantu’ mengalami penyempitan makna (saya lupa istilahnya), orang yang kerja pasti sifatnya ‘membantu’ perusahaan. Semua orang yang bekerja pada suatu lembaga dan diberi gaji/komisi/penghasilan apakah juga berarti pembantu?
  3. Kata ‘didalam’ menerangkan tempat, maka seharusnya ‘di’ dan ‘dalam’ harus terpisah satu sama lain, menjadi ‘di dalam’, bukan menjadi satu kesatuan
  4. Kata ‘pesawat terbang’ ini terlalu boros kata, coba pake kata yang lebih ringkas (mengingat karakter di twitter hanya dibatasi 140 karakter), semua orang pasti tau lah kalo yang namanya ‘pesawat’ pastilah terbang, lalu mengapa tidak menggunakan kata ‘pesawat’ saja?
Baiklah, terlalu berbasa basi sudah, farhat abbas memang pengacara yang mungkin lebih hafal ayat ayat pada undang undang perdata-pidana, bukan guru bahasa indonesia yang harus menata kalimat dulu setiap nge-tweet.
Pada posting ini sayang tidak mau menyalahkan Tuan Farhat Abbas, membela para pramugari atau lainnya.
Seperti pengalaman saya sebelumnya yang bekerja di perusahaan jasa, saya mencermati dengan sangat seksama, ada beberapa hal yang perlu saya ceritakan pada Anda selaku penumpang/ pelanggan/customer/nasabah, atau apapun sebutan Anda
  1. Jika ada kesalahan yang terjadi maka Pemberi Jasa (pekerja) yang bersalah, apapun kronologis kejadiaannya, di manapun tidak ada namanya customer salah.
  2. Jika ada beberapa customer ‘nakal’ dan si Pekerja menolak berbuat ‘nakal’ maka akan dianggap pelayanan tidak maksimal
  3. Tidak senyum, tidak ramah, dianggap pelayanan tidak memuaskan.
  4. Pelayanan terlalu lama, dianggap tidak becus
  5. Pelayanan dengan ‘selipin uang’ dianggap paling mantap
  6. Prosedur pelayanan tidak memperbolehkan dianggap tidak mau membantu, jual mahal
  7. Pemberi pelayanan/pekerja selalu menjadi objek ‘tangan nakal’ dan ‘mulut usil’ para lelaki
Ya marilah kita mengaca sendiri sendiri, toh ya sama sama cari uang kan? Janganlah terlalu menjelekkan orang lain,sebaliknya janganlah menganggap diri sendiri adalah yang paling baik. Tempatkan diri sebagai orang lain, posisikan diri Anda sebagai Pekerja, maupun customer. Semoga tingkat pelayanan juga akan semakin baik karena adanya pengertian satu sama lain. Kunci pelayanan sebenarnya cuma satu, yakni ikhlas, dari kedua belah pihak tentunya.
Mohon maaf jika ada pihak pihak yang merasa tersinggung atas posting saya kali ini, saya hanya mencoba berkomentar sedikit. Terima kasih.



6.11.2013

Anda-Saya Mental Pengemis...


Pasti sering liat pengemis kan?


ya, pengemis...inilah fenomena lawas yang hadir di tengah kehidupan perkotaan.

disetiap sudut kota, di tengah jam sibuk orang cari duit, mereka hadir mencari beberapa logam rupiah untuk makan, di tengah bisingya lalu lintas, di bawah teriknya matahari.


di stop-an lampu merah, di tengah kerumunan jalanan pasar yang becek, duduk di sudut trotoar para pejalan kaki, di atas laju kencangnya kereta api, ada juga yang menyisipkan bayi dalam gendongan mereka

semuanya penuh pengemis, mereka menyodorkan kaleng, memasang wajah memelas, sambil ngomong "nyuwun, mbak", malah adapula yang memanfaatkan kekurangan fisik mereka untuk cari uang, atau lebih tepatnya rela menampilkan seolah bak orang cacat fisik.


walah...walah...gak tau apa nyari duit susah? lha yang ini kok tinggal minta? gak ikut nyari kok minta jatah?
enak aja!

mau gak dikasih kok ya kasihan, tapi kalo dikasih entar dikira ikut mengasah mental pengemis mereka supaya makin tajam dan berbakat meminta

trus gimana caranya memberantas profesi yang satu ini?
katanya UUD45, orang orang terlantar dipelihara oleh negara...
kita rakyat Indonesia juga sudah rajin bayar pajak buat ikut memelihara mereka...
tapi kita kok ya masih dimintai 'pajak tambahan' untuk mereka

jangan protes dulu soal omongan mental pengemis, sebenernya diri kitapun tak jauh berbeda dari mereka, sama sama punya MENTAL PENGEMIS.


kita puya sikap lebih suka menerima daripada memberi


cukup menengadahkan tangan, berwajah memelas, tampil kumuh tanpa polesan make up, baju seadanya, dan tampil sejelek mungkin maka akan LAKU...

jawaban ya ato tidak kembali pada diri Anda sendiri
jika tidakpun, tak usah emosi, toh tulisan ini hanya ungkapan hati yang dituang di atas selembar kertas kemudian di copy-paste ke dalam layar komputer...







6.08.2013

KURANG AJAR = KURANG DIAJARI? ATAU KURANG DIHAJAR?

Sering kita dengar sekeliling berkata "kurang ajar!" dalam bentuk tanda seru yang artinya emosi.

kemarin sore, dengan tranportasi bus yang setiap harinya saya tumpangi untuk bisa pulang ke rumah setelah seharian mendudukkan pantat ini di kursi kantor. 

Seperti biasa, jam sore, jamnya orang pulang kerja, pasti macet. Selain itu, penumpang bus mengalami peningkatan, sejibun, uyel2an, penuh sesak dengan berbagai bau keringat.

karena memang suasana yang sesak, tidak sengaja satu penumpang berdiri menginjak kaki dari penumpang yang duduk, dan terdengarlah teriakan maut itu "kurang ajar, gak ndelok ta matamu? sikile uwong jek di idek ae!" (indonesianya: kurang ajar! apa tidak lihat matanya? kakinya orang masih di injak juga!"

mari kita telaah kembali kata 'kurang ajar'

berhubung saya tidak menemukan arti/ makna kurang ajar pada google, maka mari saya artikan menurut kamus saya sendiri...hahahhahaa...

tentunya berasal dari kata dasar "ajar", menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ajar berarti, petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau dituruti.

jika lembaga pengajaran pertama didapatkan dari lembaga keluarga, maka 'kurang ajar' berarti kurang diarahkan/ atau diberikan petunjuk yang benar oleh pihak keluarga. Berarti jika Anda berkata demikian, dengan kasar dapat diartikan pula 'tidak diajari orang tua'. Padahal jelas semua orang tua di dunia mengajarkan hal terbaik bagi anaknya.

makna berikutnya, hajar, jika yang tadi kurang ajar itu tidak pernah diberikan pengajaran, maka ayuk kita hajar saja. Biar pengajaran fisik yang lebih berasa. 


jika kurang ajar berarti kelakuan minus, dan diharapkan agar tidak ada lagi penerus bangsa bersikap itu, coba bayangkan untuk dimasukkan dalam kurikulum sekolah dasar, dengan nama mata pelajarannya yaitu 'tambah ajar'. Guru akan memberikan pedoman apa yang boleh dan tidak boleh, apa yang patut dan tidak patut di lakukan di masyarakat.


jika kelak masih ada yang berteriak 'kurang ajar!', coba ganti kurikulum dengan mata pelajaran 'tambah dihajar', silakan Guru hajar saja siswa yang bersikap kurang ajar.
(maaf hanya bersifat guyonan semata, tidak bermaksud merendahkan profil guru dan siswa)


menurut Anda? mana arti kata kurang ajar yang tepat?

6.04.2013

Anak Istimewa

Bersyukurlah saya walau baru 2 minggu sudah diberi teman baru di divisi baru yang juga baru saja saya tempati ini.
Namanya okky, cewek, kelahiran tahun 1994, selisih usia 6 tahun dengan saya, bukan karena iseng ngitung selisih usia yang ada, tapi kebetulan pas sekali dengan tahun lahir adik saya.
Pernah sekali saya diajak oleh HRD untuk ikut interview okky, dan ada sesuatu yang membuat saya dan pak HRD ini merasa bahwa okky adalah ‘anak istimewa’.
Diusianya yang masih kecil menurut saya, dia sudah mengalami beberapa hal yang berat dalam hidupnya.
Sebelumnya saya mohon maaf, jika yang bersangkutan membaca posting ini, saya hanya ingin share kepada yang lain bahwa Tuhan menciptakan kamu itu benar benar berbeda, istimewa, ibaratnya nasi goreng kamu itu istimewanya pake telor goreng plus porsi gede...hehehheheheee...
Ayahnya perawakan chinese, Ibunya orang indonesia asli. Ibunya meninggal ketika melahirkan adiknya. Ayahnya kemudian menikah lagi dengan seseorang, tanpa memberitahunya. Okky merasa kecewa, merasa dikhianati ayahnya.
Setelah beberapa lama tinggal di sulawesi. Mereka sekeluarga (okky-ayah-ibu baru) pindah ke surabaya. Karena merasa tidak betah tinggal dengan tante (okky menyebut mama barunya), okky meninggalkan rumahnya. Tanpa memberitahu siapapun, lalu tinggal di sebuah kamar kos.
Setelah lulus SMA, ia sempat bekerja di sebuah perusahaan produksi bedak pada bagian stok. Okky merasa bahwa perusahaan tersebut terlalu mencampuri urusan pribadinya.
Sempat menganggur beberapa lama, dan ia pun bergabung di perusahaan ini. Perusahaan keluarga memproduksi dan memperjual belikan baut mur, komponen kecil yang pasti ada pada semua benda. (bayangkan tidak ada hal yang lepas dari baut mur, termasuk jam tangan yang anda pakai).
Hari pertama, hari kedua, okky tidak bersama saya, ia harus langsung mengikuti ‘on the job training’, menurut info yang saya dengar dari teman teman berpakaian putih item, bahwa okky tidak makan siang, tidak istirahat, tidak minum, bahkan menolak semua tawaran makanan yang ada di meja, dari permen, gorengan, roti, jajan dan kawan kawannya.
Kalo ditanya jawabnya cuma satu kata, “males”
Atau jawaban paling panjangnya, “gak papa, lagi ga pengen aja”
Nahhh loooo, anak orang ini, ga maem ga minum, lha kalo jatuh? Yang angkat sapa? Bilang apa ke keluarganya? Ntar dikira anaknya telah diperbudak di kantor barunya, seperti kasus pabrik kuali baru baru ini di televisi.
Hari ketiga, saya ajak membantu tugas saya mempersiapkan event bulan promo di bagian sales counter. Pertama saya tawari “makan siangnya mau di sini atau di luar?” (kebetulan di kantor di provide makan dalam)
“terserah cece wes”
“aku pengen maem penyetan, ikut tah?” (bahasa untuk tempe penyet sambel, dkk)
“enggak wes” jawabnya sambil geleng geleng kepala
Karena tahu dia gak ikut makan, ya sudah saya ambil catering makan dalam saja, sekalian ngirit juga.
Di sela sela makan siang, pelan pelan saya tanya kenapa kok tidak makan tidak minum tidak jajan selama dua hari kemarin.
“ya gak papa, eman duite ae” (ya tidak apa apa, sayang uangnya saja)
Dalam hati, mungkin karena tidak berpenghasilan selama beberapa lama karena resign dari kantor lama, okky harus menghemat, jika tidak siapa lagi yang bisa ia andalkan? Tidak mungkin harus minta kencan dengan sang pacar hanya untuk dapat makan gratis.
Hari keempat, saya bulatkan tekad makan siang di luar, dan ternyata benar, okky memilih tidak ikut, lalu ia tanya “dapet makan gratis kok cece malah makan di luar?”
Jadi malu jawabnya, ya memang benar, ada yang gratis lalu kenapa lebih memilih membuang uang, hanya untuk makan, yang toh tidak berbentuk apa apa kan? Malah terbuang sia sia di septic tank.
Badannya okky memang tergolong kurus, tapi saya senangnya ia tak keberatan untuk melakukan semua hal yang berbau hal berat, angkat angkat misalnya.
Okky bukan tipe cewek menye menye yang takut kukunya rusak, takut kulitnya kering karena sabun cuci piringnya, takut naek angkutan umum.
Okky cewek pemberani. Ia hebat karena berhasil melewati semua hal berat di usianya yang belum genap 20 tahun. Bayangkan hidup sendiri tanpa dukungan orang tua? Tanpa omelan seorang ibu? Tanpa nasehat seorang ayah?
Dari okky saya belajar, jadi hebat itu adalah dengan menghadapinya, bertarung, dan melanjutkan hidup. Dan menjadi hebat itu istimewa.