2.08.2013

"sekedar" cerita pagi

Seperti biasa, pagi itu saya berangkat ke kantor. Pukul 06.15 waktu sidoarjo, jalanan masih agak basah akibat hujan lebat semalam. Ada satu angkutan umum atau bemo yang saya langganan, karena hampir setiap pagi ketemunya ya sama bemonya dia, yang satu tahu juga bemonya cepat, Sidoarjo-Surabaya dia tempuh tidak lebih dari 45 menit,,,


Baiklah, cerita utama saya bukan soal bemo itu,,,


Oke pagi itu, Pak Mat, sang supir biasa dipanggil oleh hampir semua penumpangnya, berhenti di kiri jalan, ya saya pikir menunggu penumpang langganan lainnya di salah satu terminal, ternyata tidak.

Berhenti sebelah kiri, Pak Mat berjalan menyeberang ke arah kanan jalan raya. Di ujung sana ada seorang ibu tua berkisar usia 60 tahunan yang terlihat bingung ingin menyeberang karena begitu padatnya jalan raya.

Ya mungkin Pak Mat sengaja ingin menyebrangkan nenek itu untuk bisa naek ke bemonya, tujuan lainnya supaya tidak di samber oleh supir atau kenek bemo lainnya, ternyata tidak, saya salah lagi yang kedua kalinya.

Tangan kanan Pak Mat menggandeng lengan nenek itu, tangan kirinya melambai ke arah kendaraan yang ramai lalu lalang, sesampainya di seberang, Pak Mat meninggalkan nenek itu sambil berkata “Lain kali ati2 buk, jangan nyebrang sendirian, jalanan tambah ramai, nanti takutnya ada apa2”

Lalu pak mat kembali ke posisinya sebagai supir bemo,

Saya salut, dibalik gerutuan beberapa penumpang lain yang menganggap bahwa ‘mangkal’nya (sebutan untuk berhenti guna menarik penumpang) terlalu lama...

Setelah kembali ke kursi supir yang punggungnya ia alasi dengan bantal, ia berkata “saya jadi keinget ibu saya di kampung kalo kayak gitu”

Lihatlah, Pak Mat hanyalah seorang supir bemo, yang bemonya saja ia sewa, bukan milik dia pribadi, tapi Pak Mat masih punya rasa peduli terhadap sesamanya, ia rela berhenti dan meluangkan waktunya untuk hanya “sekedar” menyebrangkan jalan.

“sekedar” terkadang memang sepele, bernilai kecil, atau bahkan tidak berharga, tapi “sekedar” ternyata bisa membahagiakan dan melegakan perasaan seseorang.

Makanya, jangan menganggap semua hal kecil yang bermakna “sekedar”.
Lalu apakah ada ceritamu yang lebih dari “sekedar” cerita??